Assalamualaikum wr...wb...
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. 94, 5-6). Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri disertai akhlak yang mulia (Nabi Muhammad SAW).Tidak ada Satu pun obat yang dapat menyembuhkan sakit hati kecuali dengan keikhlasan (Pepatah Arab).
Kepuasan terletak pada sebuah usaha, bukan pada hasil. Berusaha yang keras adalah kemenangan yang hakiki (M.Gandhi). Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum (M. Gandhi).Membuat tapak-tapak jejak dengan berpijak secara bijak, di manapun kita beranjak (Agus Samsudrajat).
Kepuasan terletak pada sebuah usaha, bukan pada hasil. Berusaha yang keras adalah kemenangan yang hakiki (M.Gandhi). Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum (M. Gandhi).Membuat tapak-tapak jejak dengan berpijak secara bijak, di manapun kita beranjak (Agus Samsudrajat).
Minggu, 31 Oktober 2010
Jumat, 08 Oktober 2010
Peran Serta Masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Menurut Sugono (2008), kepala pusat bahasa kamus besar bahasa indonesia peran serta adalah ikut ambil bagian di suatu kegiatan, keikutsertaan secara aktif, atau partisipasi.
Menurut Notoatmodjo (2007), peran serta atau partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Peran serta dibidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri. Hal ini masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan, memecahkan, melaksanakan dan mengevaluasikan program-program kesehatan. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya. Peran serta setiap anggota masyarakat dituntut suatu kontibusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat terbentuk dalam tenaga (daya) dan pemikiran (ide). Dalam hal ini dapat diwujudkan dalam 4M yakni, manpower (tenaga), money (uang), material (benda-benda) dan mind (ide atau gagasan).
2. Dasar-dasar filosofi peran serta masyarakat
Hubungannya dengan fasilitas dan tenaga kesehatan, peran serta masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan tersebut. Dengan kata lain peran serta masyarakat dapat menciptakan fasilitas dan tenaga kesehatan. Peran serta masyarakat didasarkan pada idealisme berikut :
a.Community fell need
Apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti bahwa masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan bukan karena diturunkan dari atas, yang belum dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan masyarakat dan untuk masyarakat.
b.Organisasi pelayanan masyarakat kesehatan yang berdasarkan peran serta masyarakat. Hal ini bararti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
c. Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri. Artinya tenaga dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat.
3. Metode peran serta masyarakat
Metode yang dapat dilakukan untuk mangajak atau menumbuhkan peran serta masyarakat pada dasarnya ada dua cara, antara lain:
a. Peran serta dengan paksaan
Artinya memaksa masyarakat untuk kontribusi dalam suatu program, baik melalui perundang-ungdangan, peraturan-perturan maupun dengan perintah lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan mudah, tetapi masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget karena dasarnya bukan kesadaran tetapi ketakutan. Akibatnya masyarakat tidak akan mempunyai rasa memiliki terhadap program yang ada.
b. Peran serta dengan persuasi dan edukasi
Artinya suatu parisipasi yang didasari pada kesadaran. Sukar tetapi bila tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Elemen-elemen peran serta masyarakat
Elemen-lemen peran serta masyarakat diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Persyaratan utama masyarakat berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa motivasi masyarakat sulit berpartisipasi disegala program. Timbulnya motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luarnya hanya meragsang saja. Untuk itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam rangka merangsang tumbuhnya motivasi.
b. Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide dan informasi kepada masyarakat. Media masa, seperti TV, radio, poster, film dan sebagainya. Semua itu sangat efektif untuk manyampaikan pesan yang akirnya dapat menimbulkan partisipasi.
c. Kooperasi
Kerja sama dengan instansi-instansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Adanya team work antara mereka ini akan membantu menumbuhkan partisipasi.
d. Mobilisasi
Hal ini berarti bahwa peran serta itu bukan hanya terbatas pada tahap pelaksanaan program. Partipasi masyarakat dapat dimulai seawal mungkin sampai ke akhir mungkin, dari identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah, perencanaan program, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi program.
5. Strategi peran serta masyarakat
Strategi peran serta menurut Notoatmojo (2007) yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan masyarakat, diperlukan untuk memperoleh simpati masyarakat. Pendekatan ini terutama ditunjukan kepada pimpinan masyarakat, baik yang formal maupun informal.
b. Pengorganisasian masyarakat dan pembentukan tim
1) Dikoordinasikan oleh lurah atau kepala desa.
2) Tim kerja yang dibentuk tiap RT, anggota tim adalah pemuka masyrakat RT yang bersangkutan dan pimpinan oleh ketua RT.
c. Survei diri
Tiap tim kerja di RT melakukan survei di masyrakatnya masing-masing dan diolah serta dipresentasikan kepada warganya.
d. Perencanaan program
Perencanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri setelah mendengarkan presentasi survei diri dari tim kerja, serta telah menentukan bersama tentang prioritas masalah akan dipecahkan. Merencanakan program ini perlu diarahkan terbentuknya dana sehat dan kader kesehatan. kedua hal ini merupakan sangat penting dalam rangka pengembangan peran serta masyarakat. Dana sehat tersebut selain dari bentuk peran serta masyarakat, juga merupakan motor penggerak program.
e. Training (Pelatihan)
Training para kader harus dipimpin oleh dokter puskesmas meliputi medis dan manajemen kecil-kecilan dalam mengolah program-program kesehatan tingkat desa serta pencatatan, pelaporan, dan rujukan.
f. Rencana evaluasi
Menyusun rencana evaluasi perlu ditetapkan kriteria keberhasilan suatu program, secara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyrakat atau kader itu sendiri (Notoatmojo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), peran serta atau partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Peran serta dibidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri. Hal ini masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan, memecahkan, melaksanakan dan mengevaluasikan program-program kesehatan. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya. Peran serta setiap anggota masyarakat dituntut suatu kontibusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat terbentuk dalam tenaga (daya) dan pemikiran (ide). Dalam hal ini dapat diwujudkan dalam 4M yakni, manpower (tenaga), money (uang), material (benda-benda) dan mind (ide atau gagasan).
2. Dasar-dasar filosofi peran serta masyarakat
Hubungannya dengan fasilitas dan tenaga kesehatan, peran serta masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan tersebut. Dengan kata lain peran serta masyarakat dapat menciptakan fasilitas dan tenaga kesehatan. Peran serta masyarakat didasarkan pada idealisme berikut :
a.Community fell need
Apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti bahwa masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan bukan karena diturunkan dari atas, yang belum dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan masyarakat dan untuk masyarakat.
b.Organisasi pelayanan masyarakat kesehatan yang berdasarkan peran serta masyarakat. Hal ini bararti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
c. Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri. Artinya tenaga dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat.
3. Metode peran serta masyarakat
Metode yang dapat dilakukan untuk mangajak atau menumbuhkan peran serta masyarakat pada dasarnya ada dua cara, antara lain:
a. Peran serta dengan paksaan
Artinya memaksa masyarakat untuk kontribusi dalam suatu program, baik melalui perundang-ungdangan, peraturan-perturan maupun dengan perintah lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan mudah, tetapi masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget karena dasarnya bukan kesadaran tetapi ketakutan. Akibatnya masyarakat tidak akan mempunyai rasa memiliki terhadap program yang ada.
b. Peran serta dengan persuasi dan edukasi
Artinya suatu parisipasi yang didasari pada kesadaran. Sukar tetapi bila tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Elemen-elemen peran serta masyarakat
Elemen-lemen peran serta masyarakat diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Persyaratan utama masyarakat berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa motivasi masyarakat sulit berpartisipasi disegala program. Timbulnya motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luarnya hanya meragsang saja. Untuk itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam rangka merangsang tumbuhnya motivasi.
b. Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide dan informasi kepada masyarakat. Media masa, seperti TV, radio, poster, film dan sebagainya. Semua itu sangat efektif untuk manyampaikan pesan yang akirnya dapat menimbulkan partisipasi.
c. Kooperasi
Kerja sama dengan instansi-instansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Adanya team work antara mereka ini akan membantu menumbuhkan partisipasi.
d. Mobilisasi
Hal ini berarti bahwa peran serta itu bukan hanya terbatas pada tahap pelaksanaan program. Partipasi masyarakat dapat dimulai seawal mungkin sampai ke akhir mungkin, dari identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah, perencanaan program, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi program.
5. Strategi peran serta masyarakat
Strategi peran serta menurut Notoatmojo (2007) yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan masyarakat, diperlukan untuk memperoleh simpati masyarakat. Pendekatan ini terutama ditunjukan kepada pimpinan masyarakat, baik yang formal maupun informal.
b. Pengorganisasian masyarakat dan pembentukan tim
1) Dikoordinasikan oleh lurah atau kepala desa.
2) Tim kerja yang dibentuk tiap RT, anggota tim adalah pemuka masyrakat RT yang bersangkutan dan pimpinan oleh ketua RT.
c. Survei diri
Tiap tim kerja di RT melakukan survei di masyrakatnya masing-masing dan diolah serta dipresentasikan kepada warganya.
d. Perencanaan program
Perencanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri setelah mendengarkan presentasi survei diri dari tim kerja, serta telah menentukan bersama tentang prioritas masalah akan dipecahkan. Merencanakan program ini perlu diarahkan terbentuknya dana sehat dan kader kesehatan. kedua hal ini merupakan sangat penting dalam rangka pengembangan peran serta masyarakat. Dana sehat tersebut selain dari bentuk peran serta masyarakat, juga merupakan motor penggerak program.
e. Training (Pelatihan)
Training para kader harus dipimpin oleh dokter puskesmas meliputi medis dan manajemen kecil-kecilan dalam mengolah program-program kesehatan tingkat desa serta pencatatan, pelaporan, dan rujukan.
f. Rencana evaluasi
Menyusun rencana evaluasi perlu ditetapkan kriteria keberhasilan suatu program, secara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyrakat atau kader itu sendiri (Notoatmojo, 2007).
DEMAM BERDARAH DENGUE
ABSTRAK
AGUS SAMSUDRAJAT S. J 410 040 028
HUBUNGAN ANTARA PERAN SERTA KADER KESEHATAN DAN PEMERINTAH DESA DENGAN UPAYA PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
xviii+53+9
Kabupaten Boyolali merupakan daerah endemis DBD, pada tahun 2008 mempunyai IR 45,82/100.000 dengan CFR 0,7%. Kecamatan yang endemis di Kabupaten Boyolali adalah Kecamatan Nogosari, dimana pada tahun 2006 IR 27,93/100.000 dengan CFR 0%. Tahun 2007 IR 60,88/100.000 dengan CFR 1,64% dan pada tahun 2008 IR 85,34% dengan CFR 1,64%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran serta kader kesehatan dan pemerintah desa dengan upaya penanggulangan DBD di Desa Ketitang dengan menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 40 kader kesehatan dan 62 pemerintah desa. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran serta kader kesehatan (p=0,001) dan pemerintah desa (p=0,000) dengan upaya penanggulangan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun 2009.
Kata kunci : Peran serta kader kesehatan, pemerintah desa, upaya penanggulangan DBD
Pustaka : 31 (1992 – 2009)
AGUS SAMSUDRAJAT S. J 410 040 028
HUBUNGAN ANTARA PERAN SERTA KADER KESEHATAN DAN PEMERINTAH DESA DENGAN UPAYA PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
xviii+53+9
Kabupaten Boyolali merupakan daerah endemis DBD, pada tahun 2008 mempunyai IR 45,82/100.000 dengan CFR 0,7%. Kecamatan yang endemis di Kabupaten Boyolali adalah Kecamatan Nogosari, dimana pada tahun 2006 IR 27,93/100.000 dengan CFR 0%. Tahun 2007 IR 60,88/100.000 dengan CFR 1,64% dan pada tahun 2008 IR 85,34% dengan CFR 1,64%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran serta kader kesehatan dan pemerintah desa dengan upaya penanggulangan DBD di Desa Ketitang dengan menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 40 kader kesehatan dan 62 pemerintah desa. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran serta kader kesehatan (p=0,001) dan pemerintah desa (p=0,000) dengan upaya penanggulangan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun 2009.
Kata kunci : Peran serta kader kesehatan, pemerintah desa, upaya penanggulangan DBD
Pustaka : 31 (1992 – 2009)
Selasa, 05 Oktober 2010
HUBUNGAN PERAN SERTA PEMERINTAH DESA DAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA MENANGGULANGI DBD
ARTIKEL PUBLIKASI
http://www.scribd.com/doc/38749133/ARTIKEL-PUBLIKASI
Langganan:
Postingan (Atom)