Assalamualaikum wr...wb...

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. 94, 5-6). Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri disertai akhlak yang mulia (Nabi Muhammad SAW).Tidak ada Satu pun obat yang dapat menyembuhkan sakit hati kecuali dengan keikhlasan (Pepatah Arab).
Kepuasan terletak pada sebuah usaha, bukan pada hasil. Berusaha yang keras adalah kemenangan yang hakiki (M.Gandhi). Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum (M. Gandhi).Membuat tapak-tapak jejak dengan berpijak secara bijak, di manapun kita beranjak (Agus Samsudrajat).

Senin, 10 Oktober 2011

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, CIPTAKAN LINGKUNGAN DAN SUASANA YANG MENYEHATKAN JIWA


CIPTAKAN LINGKUNGAN DAN SUASANA YANG MENYEHATKAN JIWA
Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, 10 Oktober 2011


Setiap tahun tanggal 10 Oktober dunia memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) Tujuannya adalah untuk menghormati hak-hak Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK), memperluas program pencegahan masalah kesehatan jiwa antara penduduk rentan, memperluas pelayanan yang memadai dan mendekatkan akses bagi mereka yang membutuhkan, serta meningkatkan upaya kesehatan jiwa secara optimal.
            Setiap tahun tema yang dipakai berbeda-beda sesuai dengan hal apa yang menjadi sangat prioritas pada kurun waktu tersebut. Untuk tahun ini Federasi Dunia untuk Kesehatan Jiwa (WFMH) menetapkan tema: "The Great Push: Investing in Mental Health", sebuah seruan untuk mendorong investasi di bidang kesehatan jiwa. Hal ini dirasa mendesak, karena dampak masalah kesehatan jiwa menimbulkan beban yang besar terhadap ODMK, keluarga, teman, masyarakat, maupun pemerintah. Investasi pada kesehatan jiwa tentu dapat mengurangi beban secara bermakna.
            Berdasarkan Riskesdas 2007 angka rata-rata nasional gangguan mental emosional (cemas dan depresi) pada penduduk usia 15 tahun adalah 11,6% atau sekitar 19 juta penduduk. Sedang gangguan jiwa berat rata-rata sebesar 0,46% atau sekitar 1 juta penduduk. Sedikit sekali dari jumlah penderita yang besar ini datang ke fasilitas pengobatan. Menurut perhitungan utilisasi layanan kesehatan jiwa di tingkat primer, sekunder dan tersier kesenjangan pengobatan diperkirakan >90% (Diatri, 2011). Hal ini berarti bahwa hanya <10% orang dan masalah kesehatan jiwa terlayani di fasilitas kesehatan. Kerugian ekonomi minimal akibat masalah kesehatan jiwa berdasarkan hasil Riskesdas 2007 tersebut mencapai Rp. 20 T, jumlah yang sangat besar dibandingkan masalah kesehatan lainnya.
            Masalah kesehatan jiwa dan psikososial yang juga penting antara lain: masalah kesehatan jiwa pada TKl, masalah KDRT, masalah kekerasan/agresivitas di masyarakat, masalah kesehatan jiwa dan psikososial akibat bencana, angka kejadian bunuh diri yang semakin meningkat, kenakalan remaja, penyalahgunaan Napza, masalah kesehatan jiwa pada usia sekolah, serta pemasungan terhadap ODMK. Khusus masalah pasung, estimasi jumlah pemasungan di Indonesia sekitar 18.800 kasus, suatu jumlah yang cukup besar dan kebutuhan penanganan.
            Selain pembiayaan, investasi juga termasuk dalam sumber daya manusia (SDM) bagi kesehatan jiwa, baik yang berasal dari tenaga kesehatan maupun masyarakat, serta program promosi. Investasi dalam SDM dan promosi kesehatan jiwa sangat krusial dan diperlukan bagi pembangunan infrastruktur serta layanan kesehatan jiwa yang adekuat, serta perlindungan terhadap ODMK. Layanan kesehatan jiwa diharapkan lebih efektif, lebih terjangkau, lebih manusiawi, dapat mencegah terjadinya disabilitas kronik, sehingga tercapai kesehatan dan kehidupan yang lebih baik. Investasi pada kesehatan jiwa akan meningkatkan produktivitas kerja dan menurunkan biaya perawatan dan pengobatan, sehingga akhirnya akan terjadi pengembalian pembiayaan atau manfaat yang lebih besar dari investasi tersebut.
            Investasi yang lebih dini pada anak dan remaja, juga kepada ibu dalam mempersiapkan diri dan tumbuh kembang putra putrinya, diharapkan mampu berkontribusi terhadap terciptanya SDM yang unggul pada tiap tahapan kehidupan di kemudian hari. Investasi pada promosi kesehatan jiwa dan prevensi terhadap gangguan kejiwaan akan menghasilkan individu dan masyarakat yang dapat beradaptasi terhadap stres dan konflik sehari-hari, meningkatkan daya saing, dan pada akhirnya turut serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Investasi pada kesehatan jiwa juga turut berperan dalam beberapa upaya pencapaian MDGs di Indonesia, di antaranya adalah pada meningkatnya kesehatan anak dan ibu, serta pengurangan kemiskinan.
                Berdasarkan latar belakang dari buku pedoman HKJS 2011 diatas maka timbul pertanyaan  bagaimana cara menciptakan ligkungan dan suasana untuk kesehatan jiwa, maka jawaban diantaranya adalah dengan berupaya menjaga keseimbangan antara badan, pikiran, keyakinan dan lingkungan sebagai mana pemaknaan sehat menurut WHO. Keseimbangan tersebut supaya bisa diterapkan dengan baik ditatanan rumah tangga, Tempat-tempat umum, sekolah, tempat kerja maupun pelayanan kesehatan.
            Kesehatan yang optimal merupakan keseimbangan dinamis fisik, emosional, sosial, spiritual, dan intelektual. Perubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui kombinasi pengalaman belajar yang meningkatkan kesadaran, motivasi meningkat, dan membangun keterampilan dan, yang paling penting, melalui penciptaan peluang bahwa akses terbuka untuk lingkungan yang membuat kesehatan positif praktik pilihan termudah. Sebagaimana terlihat dalam gambar dibawah ini.





Tujuan Pendidikan di Perguruan Tinggi Sering Terabaikan

Tujuan Pendidikan di Perguruan Tinggi Sering Terabaikan


Dalam Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi di perguruan tinggi atau yang biasa disebut pendidikan kampus adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Tujuan Pendidikan Tinggi Menurut  PP No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (PT), Pasal 2, adalah :
  1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian;
  2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Saat ini UUD 1945 dan peraturan lainya atau dengan slogan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah alasan yang cukup tepat dan banyak diutarakan oleh berbagi perguruan tinggi di indonesia. Fakta yang terjadi saat ini banyak pendidikan tinggi berdiri dengan sumber daya yang seadaanya sampai mengabaikan peraturan dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, begitu juga pemerintah terkait terkadang memberikan ijin mendirikan sebuah PT yang sesungguhnya belum memenuhi syarat minimal untuk sebuah PT sesuai aturan yang berlaku saat itu. Selain itu yang menjadi tujuan perguruan tinggi sesungguhnya kini sering terabaikan oleh PT. Ironinya di Daerah-daerah yang merasa memberikan ijin sebuah kampus malah memberikan fasilitas kepada perguruan tinggi yang belum terdaftar secara benar sebagaimana UU yang berlaku yaitu setiap seluruh PT baik Negeri maupun Swasta harus terdaftar di Direktorat Perguruan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional karena dianggap sebagai aset daerah yang berharga. Hal semacam ini lah yang menjadikan kasus-kasus tertentu hingga banyak penulis pengamat pendidikan menulis ceritanya disebuah buku tentang lika liku sistem pendidikan baik tingkat dasar, menengah maupun tinggi, tak lain hanyalah untuk mengingatkan, menyadarkan dan membangunkan tatkala para pelaku dan yang yang terlibat dalam sistem tersebut lupa, tertidur atau dilupakan oleh nafsu negatif.
Selepas dari itu setiap calon mahasiswa baru yang akan memasuki kampus dan mendaftar sebagi mahasiswa kampus tertentu, maka mahasiswa baru tersebut diwajibkan mengetahui profil kampusnya masing-masing baik dari latar belakang hingga program maupun  kegiatan-kegiatan di kampusnya masing-masing. Apapun kegiatan kampus tentunya sebuah PT memiliki tujuan sebagai lembaga pendidikan tinggi yang objeknya adalah mahasiswa.
Kegiatan dan progran-program mahasiswa di PT baik negeri maupun swasta yang perlu diketahui saat awal adalah seperti pada slide yang dapat di download pada link berikut ini (Silahkan Klik judul materi warna biru untuk men-download)
Materi I  :http://agus34drajat.files.wordpress.com/2011/09/ppsm_program-kegiatan-mahasiswa.ppt
 Materi II : http://agus34drajat.files.wordpress.com/2011/09/organisasi-profesi-kesmas.ppt

Kamis, 28 Juli 2011

MODEL KEPEMIMPINAN DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SOSIAL


MODEL KEPEMIMPINAN
DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SOSIAL

oleh : Agus Samsudrajat S




Kepemimpinan dan manajemen adalah satu rangkaian yang tidak bisa dilepaskan, inti dari manajemen = kepemimpinan. Manajer/pemimpin yang telah sangat cerdas menyusun tata laksana organisiasi tidak akan efisien dan efektif  bilamana tidak disertai dengan kemampuan kepemimpinan. Memimpin adalah sebuah aksi mengajak sehingga memunculkan interaksi dalam struktur sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama (John K Hemphill, dalam Hoy and Miskel (1991:252).
Pemimpin adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat berbuat sesuai dengan kemauan yang dikehendakinya sesuai dengan etika, dan aturan (Kitab/Al-Quran, Hadits, UU, PP, SK, dll). Dengan kata lain pemimpin adalah orang yang sanggup membawa orang lain menuju kepada tujuan yang dikehendakinya.  Banyak teori tentang pemimpin dan kepemimpinan (leadership), namun teori tersebut pada intinya adalah sebagai seni mempengaruhi orang lain.
Wahab Abdul Kadir mendefinisikan pemimpin adalah orang yang memiliki kesanggupan mempengaruhi, memberi contoh, mengarahkan orang lain atau suatu kelompok untuk mencapai tujuan baik formal maupun non formal. Pemimpin juga diartikan sebagai seseorang yang berkemampuan mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikannya. Memimpin adalah sebuah aksi mengajak sehingga memunculkan interaksi dalam struktur sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama.
Pada hakekatnya setiap manusia pada hakekatnya adalah pemimpin, paling tidak ia sebagai pemimpin dirinya sendiri.  Hati adalah pemimpin di dalam tubuh manusia, sebab segala sesuatu yang yang manusia perbuat adalah berdasar petunjuk dan kemauan hati nurani.
Berkenaan dengan kepemimpinan spiritual ini, menarik uraian A. Riawan Amin dalam buku beliau The Celestial Management, dalam mana beliau menekankan pada tiga akronim yakni ZIKR, PIKR dan MIKR. ZIKR berisikan zero base yakni memandang segala sesuatu dengan bersih, apa adanya dan bebas prasangka. Iman, memberikan kekuatan spiritual , menghilangkan rasa cemas dan takut. Konsisten, menjaga arah tujuan sampai pada titik sasaran. Result oriented, yakni menuju hasil yang murni : mardhatillah. Kemudian PIKR yaitu dimulai dengan power sharing,
information sharing, knowledge sharing dan rewards sharing. Kalau ZIKR titik beratnya merangsang pribadi yang ulung, PIKR memberikan resep dan prasarat agar kru yang terhimpun dalam sebuah tim melenggangkan keunggulannya. Jika pribadi-pribadi matang yang dibentuk dari konsep ZIKR bertemu dengan sebuah tim yang solid yang terlahir dari perut PIKR, mereka akan menjadi tim unggulan (the winning team). The winning team berkaitan dengan MIKR yakni militan, intelek, kompetetif dan regeneratif. Sesungguhnya beberapa hal yang diutarakan disini barulah sedikit
cuplikan dari luasnya dasar spiritual kepemimpinan yang Islami, dan inipun sekali lagi tergantung dari (1) Sempit luasnya pemahaman pemimpin terhadap ajaran agamanya, (2) Seberapa jauh penghayatan spiritualnya, dan (3) Seberapa jauh konsistensi keberagamaannya.
Kepribadian Nabi Besar Muhammad saw. yang sangat menunjang dakwah beliau dalam hal kepemimpinan yang disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
1.      Bersikap lemah-lembut.
2.       Selalu mema’afkan kesalahan orang lain betapapun besar kesalahan tersebut selama kesalahan tersebut terhadap pribadi beliau.
3.      Memintakan ampun dosa dan kesalahan orang lain kepada Allah swt., jika kesalahan tersebut terhadap Allah SWT.
4.      Selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat beliau dalam urusan dunia dan beliau selalu konsukuen memegang hasil keputusan musyawarah.
5.      Jika beliau ingin melakukan sesuatu, maka beliau selalu bertawakkal kepada Allah SWT dalam arti: direncanakan dengan matang, diprogramkan, diperhitungkan anggarannya dan ditentukan sistem kerjanya.
(QS2. Al Baqarah ayat 216)
Artinya : diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Ayat ini mengajak kita berfikir hati-hati dalam bertindak karena bisa jadi seorang pemimpin menganggap baik apa yang ia pilih dan putuskan, belum tentu baik buat mitra kerja dan umat yang dipimpinya, maka untuk mengetahui baik tidak nya kita terutama umat muslim di WAJIB kan untuk bermusyawarah dalam hal keduniawian. Sebagaimana disebutkan dalam ayat al-Quran dibawah ini :
   
Artinya : dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka (As-Syura/42 : 38).

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Ali Imran/3 : 159).
[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Sebagaimana diterangkan dalam surah As-Syura/42 : 38 dan Ali Imran/3 ayat 159. Musyawarah penting karena kepemimpinan berkaitan dengan banyak orang. Melalui musyawarah akan terbangun tradisi keterbukaan, persamaan dan persaudaraan. Perencanaan, organisasi, pengarahan dan pengawasan selalu saja terkait dengan sejumlah orang, maka keterbukaan, persamaan dan persaudaraan akan memback up lancarnya proses manajemen tersebut.
Sebuah visi dan misi organisasi, akan semakin baik bilamana dibangun atas dasar musyawarah, akan semakin sempurna dan akan memperoleh dukungan luas, “sense of belonging and sense of responsibility” karena masyawarah sebagai bagian dari sosialisasi.
Di sisi lain, musyawarah melenyapkan kediktatoran, keakuan dan arogansi yang seringkali menghambat kelancaran proses manajemen Tuhan juga mencontohkan dalam banyak firmannya yang menggunakan kata “Kami” dari pada kata “Aku”. Penggunaan kata “Kami” tersebut adalah pengakuan adanya keterlibatan pihak lain. Musyawarah dapat memperkuat proses transformasi input menjadi output, sesuai penegasan Howard S. Gitlow, dkk (2005:3) yaitu “A process is a collection of interacting components that transform inputs into outputs toward a common aim, called a mission statement. It is the job of management to optimize the entire process toward its aim”.
Menurut konsep Al-Qur’an, sebagimana ditulis oleh Khatib Pahlawan Kayo, bahwa seorang pemimpin harus memilki beberapa persyaratan sebagi berikut :
1.      Beriman dan bertaqwa. (Al-A’raf/7 : 96)
2.      Berilmu pengetahuan. (Al-Mujadilah/58 : 11)
3.      Mampu menyusun perencanaan dan evaluasi. (Al-Hasyr /59: 18)
4.      Memiliki kekuatan mental melaksanakan kegiatan.  (Al-baqarah/2 : 147)
5.      Memilki kesadaran dan tanggung jawab moral, serta mau menerima kritik.  (Ash-Shaf/61:147).
Adapun gaya yang harus dimilki seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya adalah seperti berikut ini :
1.      Selalu ramah/lemah lembut dan gembira (Ali imran/3 :159)
2.      Menghargai orang lain
3.      mempelajari tindakan perwira yang sukses dan menjadi ahli dalam hubungan antar manusia
4.      Mempelajari bentuk kepribadian yang lain untuk mendapatkan pengetahuan dalam sifat dan kebiasaan manusia
5.      Mengembangkan kebiasaan bekerjasama, baik moral maupun spiritual
6.      Memelihara sikap toleransi (tenggangrasa)
7.      Memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan
8.      Mengetahui bilamana harus terlihat secara resmi sebagai pemimpin dan bilamana harus terlihat sebagai masyarakat, agar kehadirannya tidak mengganggu orang lain dan dirinya sendiri.

Adapun bila diterapkan dalam dunia pendidikan tentang model-model tersebut, sebagimana diunkapkan oleh Agus Dharma:
  1. Model Otokratis, disini seorang kepala sekolah/pemimpin menentukan sendirikebijakan sekolah dan menugaskannya kepda staf tanpa berkonsultasi dengan mereka, kepala sekolah mengarahkan secara rinci dan harus dilaksanakan tanpa pertanyaan.  Dengan model kepemimpinan ini seorang kepala sekolah biasanya selalu percaya diri, tahu persis apa yang harus dilakukan dan memiliki sumber pengaruh yang cukup untuk menggerakkan orang-orangnya. Namun model ini biasanya selalu mengekang staf baik tata laksana maupun dewan guru.
  2. Model Permisif, kepala sekolah/pemimpin beranggapan bahwa semua orang pada prinsipnya terlahir bertanggungjawab dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kewajibannya. Kepala sekolah membiarkan stafnya untuk melakukan pekerjaannya sendiri tapi jika digunakan tanpa aturan akan timbul ketidak seimbanagan yang tidak kondusif di sekolah tersebut.  Sisi baiknya setiap staf dipacu untuk berinisiatif dan berkarya sendiri tanpa campur tangan kepala sekolah. Namun hal ini tidak semua benar dan hanya berlaku bagi guru yang berpengalaman dan profesional.
  3. Model Partisipatif, kepala sekolah/pemimpin selalu melibatkan stafnya dalam memutuskan suatu perencanaan, semua keputusan telah dimusyawarahkan terlebih dahulu bahkan siswapun diajak turut serta. Kebaikan dari sifat ini, jika terjadi kegagalan bukan sepenuhnya ditanggung pimpinan, naumun ditanggung bersama.
  4. Model Situasional, seorang kepala/pemimpin sekolah dalam model ini, harus melihat situasi dan kondisi waktu sebuah keputusan harus diambil. Model i ni dapat dikataakan memadukan dari model-model sebelumnya.  Jika diterapkan pada kondisi yang tepat maka dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja keras untuk mencapau suatu tujuan.
Dalam teori kepemimpinan terdapat model : taylor, Mayo, Iowa, Ohio dan Michigan. Yang dianggap sebagai teori klasik. Dan dalam teori kepemimpinan modern terdapat model yang dikemukakan Likert, Redin. Ditambah pula dengan munculnya kepemimpinan kharismatik, visioner, transaksional dan kerja tim (team work).
            Model kepemimpinan yang baik untuk diterapkan di lembaga pendidikan adalah kepemimpinan situasional, karena yang dipimpin dan produknya adalah benda hidup yang bernama anak didik.
            Seseorang bias menerapkan beberapa model kepemimpinan jika pemimpin itu memilki kemampuan intelektual dan daya nalar kreasi tinggi, sehingga kebijakan apa yang harus diambil dapat dengan cepat bias dilakukan.
            Kepemimpinan dalam Islam adalah kepemimpinan idealistik rasulullah, yaitu mengutamakan musyawarah dan pendekatan akhlaqi, yaitu mengaggap staf sebagai mitra kerja dalam mencapai tujuan.

DAFTAR PUSTAKA
Alqur,an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.
Abdoel Kadir, Abdul Wahab, Organisasi Konsep Dan Aplikasi, Tangerang, Pramita Press,cet.pertama, 2006.
A. Riawan Amin, ZIKR, PIKR, MIKR: The Celestial Management, Senayan Abadi Publishing, Jakarta Selatan, Cetakan Kelima, 2006.
Buseri, Kamrani, Peran Spiritualitas (Agama) Dalam Penyelenggaraan Kepemimpinan, makalah disampaikan pada Seminar dan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke 24 & Wisuda Sarjana ke 19 & Pascasarjana ke 2 STIA Bina Banua Banjarmasin, tanggal 15 dan 16 September 2006.
Gitlow, Howard S., Oppenheim, Alan J., Opepenheim, Rosa., Levine, David M., Quality Management, , McGraw Hill International Edition , Third Edition, 2005.
Haekal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Muhammad, (terjemahan), Litera AntarNusa, Jakarta, cetakan keduapuluh sembilan, 2003.
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik Dan Riset Pendidikan, jakarta, Bina Aksara, cet I, 2006.
Hoy, Wayne K. and Miskel, Cecil G. Educational Administration,: Theory, Research, Practice, McGraw Hill, Inc. New York, dll., Copyright, 1991.
Kamrani Buseri. 2006. Peran Spiritualitas (agama) dalam Penyelenggaraan Kepemimpinan. Disampaikan pada Seminar dan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke 24 & Wisuda Sarjana ke 19 & Pascasarjana ke 2 STIA Bina Banua Banjarmasin, tanggal 15 dan 16 September 2006.
Pahlawan Kayo, Khatib RB, Kepemimpinan Islam & Dakwah, Jakarta, Amzah, cet I, 2005.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas, Manajemen Sekolah, Jakarta, edisi II, cet III,tt Sopiah, Perilaku Organisasi, Yogyakarta, Andi, tt,
Terry, Georga R. Prinsip-Prinsip Manajemen, Terj.J. Smith DFM. Jakarta, Bumi Aksara, Cet.Kedelapan, 2006.





Untuk download versi pdf.ny silahkan buka link berikut http://agus34drajat.wordpress.com/2011/07/27/model-kepemimpinan-dalam-dunia-pendidikan-dan-sosial/ dan silahkan klik pada kalimat terakhir di artikel yang sama. terima kasih.

Sabtu, 23 Juli 2011

RISET FASILITAS KESEHATAN 2011 SEBAGAI AJANG PERSAINGAN PEMBUKTIAN KUALITAS LAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA


Sangat menarik untuk disimak dan dijadikan pengamatan para kalangan akdemisi kesehatan maupun masyarakat. Program RIFASKES 2011 yaitu singkatan dari Riset Fasilitas Kesehatan yang merupakan salah satu penelitian yang dikembangkan atas dasar prinsip Client Oriented Research Activity (CORA), sehingga pada tahap persiapan dilakukan identifikasi dari kebutuhan mitra terkait yang terdiri dari unit utama Kementerian Kesehatan, Organisasi profesi, organisasi terkait, dan pakar dibidang pelayanan kesehatan.Wakil-wakil dari Unit Utama Kementerian Kesehatan antara lain dari Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dan Pusat Promosi Kesehatan, Dari kalangan praktisi dan organisasi profesi, telah menyumbangsaran pula wakil-wakil dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Peratuan Perawat Nasional Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Daerah, Persatuan Rumah Sakit Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Vertikal Indonesia, Persatuan Rekam Medik Indonesia, PATELKI, ILKI, PORMIKI dan sebagainya. Para pakar yang pernah turut menyampaikan buah pikirnya antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Hasanuddin.
Hasil dari serangkaian diskusi bersama pakar/akademisi, praktisi, organisasi profesi, unit utama Kementerian Kesehatan telah menghasilkan satu set indikator kinerja untuk rumah sakit dan puskesmas. Telah pula diidentifikasikan didata indikator yang akan masuk ke dalam perhitungan Indeks Kinerja Rumah Sakit (IKRS) dan Puskesmas (IKPuskesmas). Indeks fasilitas pelayanan kesehatan tersebut apabila disandingkan dengan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yang menjadi produk Riskesdas akan dapat dikembangkan menjadi suatu indeks kesehatan yang lebih komprehensif dalam menggambarkan status kesehatan suatu wilayah.
Analisis situsi
Setelah tahun lalu sukses dengan Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2010, kini di tahun 2011 Kemenkes telah membuat gebrakan yang membuat tembahan pekerjaan tersendiri bagi tempat pelayanan kesehatan di Indonesia baik Rumah Sakit pemerintah, swasta ataupun puskesmas yang banyak kekurangan dibidang data. Riset Fasilitas Kesehatan 2011 yanag akan di rencanakan dengan jadwal sebagai berikut :
 
Berdasarkan jadwal dan rencana kemenkes semua rumah sakit dan puskesmas di indonesia berlomba-lomba untuk menyiapkan data yang dibutuhkan. RIFASKES ini mengambil konsep kombinasi dari HL Blum dan kombinasi teori lainya untuk mlihat status kesehatan masyarakat melalui indikator pelayanan kesehatan, berikut ini konsep RIFASKES 2011 yang menjadi acuan dasarnya :
 
Rumah Sakit (RS) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjadi ujung tombak pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat, namun tidak semua rumah sakit yang ada di Indonesia memiliki standar pelayanan dan kualitas yang sama. Semakin banyaknya rumah sakit di Indonesia serta semakin tingginya tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, rumah sakit harus berupaya survive di tengah persaingan yang semakin ketat sekaligus memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut.
Hal itu menjadi salah satu dasar rumah sakit untuk memberikan pelayanan prima pada setiap jenis pelayanan yang diberikan baik untuk pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap maupun pelayanan gawat darurat. 
Pelayanan prima pada dasarnya ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Dalam usaha memberikan pelayanan yang prima ini, ditinjau dari aspek praktis, pelayanan prima memiliki beberapa kriteria yaitu masalah kesederhanaan pelayanan, kejelasan dan kepastian pelayanan, bagaimana keamanan dan kenyamanan yang diberikan oleh rumah sakit, dan bagaimana rumah sakit ini memberikan informasi kepada pasien. 
Di samping itu karena masih berjalanya proses dikembangkanya sistem informasi berbasis data yang belum bisa dipastikan untuk tingkat puskesmas dan rumah sakit, diharapkan sistem informasi berbasis data tersebut guna memudahkan dalam pencatatan, pelaporan, analisa dan pengawasan data.  Berdasarkan pengamatan, penelitian dan fakta dari data beberapa puskesmas dan rumah sakit di indonesia masih banyak nya kekurang telitian dalam pengisian data, penyimpanan data dan pelaporan data sehingga saat data diolah/dianalisis menjadi suatu informasi yang sangat jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu ada beberapa data yang belum bisa menjadi data pokok setiap puskesmas maupun dinas kesehatan yaitu desa siaga. masih banyak hal dan berbagai instansi di indonesia terutama daerah perbatasan dan terpencil keterjangkauan yankes masih sangat minim dan rendah.
Lebih jelasnya berikut ini indikator rumah sakit dan puskesmas yang digunakan untuk RIFASKES 2011
 
RIFASKES 2011 ini akan menjadi sebuah solusi dan ajang kompetisi untuk yankes di indonesia. Jika data yang di kumpulkan sesuai dengan fakta yang ada, tidak dibuat-buat atau dimanipulasi,karena semata-mata takut dan malu jika instansi nya dinilai belum ter standarisasi atau kurang baik maka hal tersebut akan menjadi boomerang buat yankes yang melakukan tindakan kurang baik tersebut.  Seharusnya dengan data apa adanya akan menjadi sebuah solusi bagi instansi tersebut, bagaimanapun kemenkes sebagai induk yang harus bertanggung jawab menaungi, membina dan  membuat instansi tersebut menjadi lebih baik.
Untuk mencapai hal tersebut akan lebih baik jika adanya tim pengawas rifaskes independen di luar tim rifaskes atau kemenkes, seperti dari unsur Perguruan Tinggi/akademik bidang kesehatan masing-masing wilayah. Dengan begitu kemungkinan kecil kesalahan dari proses hingga hasil dapat diminimalisir.

Rabu, 20 Juli 2011

Cara Upload file pdf di blogger


Postingan ini sebagai respon dari pertanyaan kawan kita, tentang bagaimana menyisipkan file PDF dalam  posting Blogger. Ada trik untuk itu. Kita membutuhkan layanan dari pihak ketiga. Dalam hal ini saya memberi contoh dengan menggunakan layanan dari Scribd.com. Semoga ini juga berguna buat teman-teman yang lain. Ok, Mari ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Kunjungi website www.scribd.com
2. Klik Sign Up untuk mendaftar, Masukkan data diri Anda.
3. Masuk ke akun e-mail Anda. Buka e-mail dari Scribd berjudul "Verify your e-mail address", klik link yang
tersedia dan loginlah
4. Pada Step 1 - Choose Documents to Upload, klik browse untuk memilih dokumen PDF Anda di komputer,
Klik "Upload"
5. Pada halaman "Describe Your Document", isilah isian dari judul dokumen hingga keywordnya, klik "Save"
6. Selanjutnya pada halaman "Share Your Document", gulung halaman ke bawah, pada pilihan "Share This
Document", klik button" Embed Code"
7. Masuk ke Akun Blogger Anda.
8. Klik "Buat Entri", klik Tab "Edit HTML", masukkan kode dari Scribd tadi dengan menekan Ctrl + V
9. Hasilnya, dokumen PDF Anda akan termuat dalam postingan Blogger Anda. Anda tinggal menerbitkan
entri/postingan Anda. 
terima kasih dan Selamat mencoba.

Senin, 18 Juli 2011

peringati Hari Anak Nasional 23 Juli 2011_EDISI II

Memperingati Hari Anak Nasional 23 Juli 2011
SEMBILAN PESAN DUNIA UNTUK PERLINDUNGAN ANAK
Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM

 

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Semua anak mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
Keluarga adalah garis terdepan untuk perlindungan anak-anak. Orang tua atau anggota keluarga lainnya bertanggung jawab untuk membangun lingkungan rumah yang terlindungi, aman dan penuh kasih sayang. Sekolah dan masyarakat bertanggung jawab untuk menyiapkan lingkungan yang aman dan bersahabat untuk anak di luar rumahnya. Dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, anak-anak harus mendapat perlindungan sepenuhnya sehingga mereka dapat bertahan hidup, tumbuh dan berkembang, serta berkreatifitas, dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara optimal.
Dari jutaan anak di dunia yang tidak mendapat perlindungan penuh, banyak di antara mereka terlibat dalam kekerasan, terbuang, terlantar, dijadikan pekerja, terabaikan dan di lecehkan. Berbagai bentuk kekerasan membatasi kesempatan anak-anak untuk bertahan hidup, tumbuh, berkembang dan mewujudkan impian-impian mereka. Setiap anak dapat menjadi korban kekerasan di berbagai tempat bahkan di rumah tangga. Untuk mengetahui jumlah kasus dari anak yang mengalami kekerasan secara akurat tidak mudah didapat. Data tentang hal tersebut sulit untuk dikumpulkan dan jarang di perbaharui karena keluarga merahasiakan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statisik (BPS) 2009, dari jumlah anak sekitar 75 juta orang, sekitar 2-4 juta anak mengalami kekerasan setiap tahun. Separuhnya adalah kekerasan fisik berupa penganiayaan, sepertiganya mengalami kekerasan,psikologis berupa penghinaan. Selebihnya mengalami pelecehan seksual dan penelantaran.
Menurut data BPS dan Organisasi Buruh Internasional pada 2009, dari 35,7 juta anak berusia 10-17 tahun, sekitar 3,7 juta atau 10 % bekerja. Menurut Pemutakhiran Data dan Analisis Situasi oleh KNPP pada 2008, pekerja anak yang terbanyak ada di sektor pertanian, yaitu sekitar 67,39% Pekerja anak di Indonesia diperkirakan 1,7 juta. Tiga puluh persen pekerja seks komersial di Indonesia adalah anak-anak dan hanya 60% anak yang mempunyai akte kelahiran.
Pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) termasuk yang berbasis agama dan kemasyarakatan dapat membantu meningkatkan pemahaman bahwa anak-anak tumbuh dalam lingkungan keluarga. Mereka dapat menjamin bahwa sekolah dan masyarakat melindungi anak-anak dan mencegah dari kekerasan seperti penelantaran, kekerasan, perkosaan, perdagangan dan memperkerjakan di lingkungan yang membahayakan termasuk perkawinan usia dini pada anak.
Anak perempuan dan anak laki-laki harus didorong untuk berani berbicara tentang pendapat mereka, hak mereka dan berperan aktif dalam perlindungan mereka sendiri dari tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Sembilan pesan dunia untuk keluarga dan masyarakat dalam buku penuntun hidup sehat edisi ke-empat yang diterbitkan tahun 2010 oleh UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, WFP, the World Bank dan Kementerian Kesehatan, dalam pembahasan perlindungan anak yang seharusnya diketahui oleh keluarga dan masyarakat tentang perlindungan anak adalah :
1.      Setiap anak harus mempunyai kesempatan untuk tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Jika keluarga tidak mampu memelihara dan mengasuh anak, pihak pemangku kepentingan harus melakukan upaya untuk mengetahui penyebabnya dan menjaga keutuhan keluarga.
2.      Setiap anak mempunyai hak untuk mempunyai nama dan kewarganegaraan. Pencatatan kelahiran (akte kelahiran) anak membantu kepastian hak anak untuk mendapat pendidikan, kesehatan serta layanan-layanan hukum, sosial, ekonomi, hak waris, dan hak pilih. Pencatatan kelahiran adalah langkah pertama untuk memberikan perlindungan pada anak.
3.      Anak perempuan dan anak laki-laki harus dilindungi dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi. Termasuk ketelantaran fisik, seksual dan emosional, pelecehan dan perlakuan yang merugikan bagi anak seperti perkawinan anak usia dini dan pemotongan/perusakan alat kelamin pada anak perempuan. Keluarga, masyarakat dan pemerintah berkewajiban untuk melindungi mereka.
4.      Anak-anak harus mendapat perlindungan dari semua pekerjaan yang membahayakan. Bila anak bekerja, dia tidak boleh sampai meninggalkan sekolah. Anak-anak tidak boleh dilibatkan dalam bentuk pekerjaan yang terburuk sepertiperbudakan, kerja paksa, produksi obat-obatan atau perdagangan anak.
5.      Anak perempuan dan laki-laki berisiko mengalami pelecehan seksual dan eksploitasi di rumah, sekolah, tempat kerja atau masyarakat. Hukum harus ditegakkan untuk mencegah pelecehan seksual dan eksploitasi. Anak-anak yang mengalami pelecehan seksual dan eksploitasi perlu bantuan segera.
6.      Anak-anak rentan terhadap perdagangan orang jika tidak ada perlindungan yang memadai. Pemerintah, swasta, masyarakat madani dan keluarga bertanggung jawab mencegah perdagangan anak sekaligus menolong anak yang menjadi korban untuk kembali ke keluarga dan masyarakat.
7.      Tindakan hukum yang dikenakan pada anak harus sesuai dengan hak anak. Menahan atau memenjarakan anak seharusnya menjadi pilihan terakhir. Anak yang menjadi korban dan saksi tindakan kriminal harus mendapatkan prosedur yang ramah anak.
8.      Dukungan dana dan pelayanan kesejahteraan sosial, dapat membantu keutuhan keluarga dan anak-anak yang tidak mampu untuk tetap bersekolah serta mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
9.      Semua anak mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan usianya, didengarkan dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut diri mereka. Pemenuhan hak anak seharusnya memberi kesempatan pada anak untuk berperan aktif dalam perlindungan diri mereka sendiri dari pelecehan, kekerasan, dan eksploitasi sehingga mereka dapat menjadi warga masyarakat yang aktif.
Anak-anak adalah pengguna, penghasil, dan subjek media, sumber yang kuat untuk mempengaruhi pendapat dan persepsi di antara mereka. Berbagai bentuk media yang berbeda dapat dipakai untuk memperluas pengetahuananak-anak, menginformasikan kepada mereka bagaimana melindungi diri dan menjadi warga negara yang baik. Perkumpulan atau kelompok anak-anak dapat memberi tempat/wadah bagi anak-anak guna menyuarakan gagasan-gagasan mereka, sudut pandang dan pusat perhatian mereka. Kelompok-kelompok semacam itu memberi kesempatan bagi mereka untuk bermasyarakat dan mengembangkan minat serta kepemimpinan.




Sabtu, 16 Juli 2011

STRATEGI NASIONAL PANGAN DAN GIZI UNTUK BEBASKAN DAERAH RAWAN GIZI BURUK

Memperingati Hari Anak Nasional 23 Juli 2011
STRANAS PANGAN DAN GIZI UNTUK BEBASKAN
DAERAH RAWAN GIZI BURUK
By : Agus Samsudrajat S, SKM

Dalam upaya menjamin pemenuhan hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi, tanggal 23 Juli telah ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional (HAN) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984. Peringatan HAN dilaksanakan di tingkat nasional dan di tingkat daerah dengan tujuan agar semua lapisan masyarakat menyadari akan pentingnya pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan, dan perlindungan anak Indonesia. Sebagai acuan kegiatan HAN Tahun 2011, telah disusun Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2011 untuk digunakan mulai tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota oleh semua pihak terkait baik instansi pemerintah–termasuk KBRI, lembaga/organisasi kemasyarakatan, masyarakat Indonesia di luar negeri, dan instansi swasta dalam melaksanakan kegiatan peringatan HAN Tahun 2011 dengan tema Sehat, Kreatif dan berakhlak Mulia.
Melalui tema itu diharapkan seluruh komponen bangsa dapat terinspirasi untuk terus meningkatkan perhatian terhadap pentingnya mempersiapkan anak Indonesia menjadi generasi yang sehat, kreatif, dan berakhlak mulia sekaligus cerdas dan berprestasi. Guna mewujudkan hal tersebut maka jaminan pemenuhan hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan dan perlindungan yang bermutu harus terus kita upayakan. Ungkap Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH yang diterbitkan dalam pedoman HAN 2011 tersebut.
Beranjak ke wilayah Provinsi Kalbar khususnya Sintang, peringatan-peringatan hari bersejarah semacam ini sangat sulit dan jarang kita temui, baik dari masyarakat, lembaga atau instansi pendidikan, maupun pemerintah daerah sebagai motor penggerak dan pengendali daerah. Kurangnya kepedulian dan kesadaran hari-hari bersajarah ini secara langsung maupun tidak langsung akan memutuskan generasi pendahulu, sekarang maupun dengan yang akan datang.
Berdasarkan data kesehatan Dinas Provinsi Kalbar tahun 2005-2009 saja, dari 16.218 balita yang diukur, jumlah bayi gizi buruk ada 463 balita atau dengan persentase 2,85 %. Berdasarkan analisa data tersebut ternyata Kabupaten Sintang memiliki angka Gizi Buruk tertinggi di provinsi Kalbar jika dibandingkan 13 kabupaten yang ada, selain informasi tersebut tercatat juga hanya 2 (14,29 %) kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang masuk kategori kecamatan bebas rawan gizi. Meskipun di tahun 2011 ini sintang menjadi peringkat 3 gizi buruk se Kalbar, masalah gizi buruk masih menjadi perhatian serius untuk tidak bisa diabaikan.   
Penanganan masalah gizi memerlukan upaya komprehensif dan terkoordinasi, mulai proses produksi pangan beragam, pengolahan, distribusi hingga konsumsi yang cukup nilai gizinya dan aman dikonsumsi. Oleh karena itu kerjasama lintas bidang dan lintas program terutama pertanian, perdagangan, perindustrian, transportasi, pendidikan, agama, kependudukan, perlindungan anak, ekonomi, kesehatan, pengawasan pangan dan budaya sangat penting dalam rangka sinkronisasi dan integrasi kebijakan perbaikan status gizi masyarakat.
Sebagai acuan dasar strategi daerah (strada) pemerintah pusat telah membuat Strategi Nasional untuk perbaikan pangan dan Gizi tahun 2011-2015. Strategi tersebut adalah :
1. Perbaikan gizi masyarakat, terutama pada ibu pra-hamil, ibu hamil dan anak melalui peningkatkan ketersediaan dan jangkauan pelayanan kesehatan berkelanjutan difokuskan pada intervensi gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil, bayi, dan anak baduta.
2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam melalui peningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang difokuskan pada keluarga rawan pangan dan miskin.
3. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan melalui peningkatkan pengawasan keamanan pangan yang difokuskan pada makanan jajanan yang memenuhi syarat dan produk industri rumah tangga (PIRT) tersertifikasi.
4. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui peningkatkan pemberdayaan masyarakat dan peran pimpinan formal serta non formal terutama dalam perubahan perilaku atau budaya konsumsi pangan yang difokuskan pada penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, perilaku hidup bersih dan sehat, serta merevitalisasi posyandu.
5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi melalui penguatan kelembagaan pangan dan gizi di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten dan kota yang mempunyai kewenangan merumuskan kebijakan dan program bidang pangan dan gizi, termasuk sumber daya serta penelitian dan pengembangan.
Melihat salah satu fakta bahwa angka gizi buruk yang terjadi di lingkungan sekitar kita atau bahkan mungkin ada diantara keluarga kita, masihkan kita selaku makhluk sosial yang secara moral maupun secara tertulis sebagai perwakilan masyarakat atau intitusi tetap berpangku tangan, cukup melihat dan kemudian mengesampingkan permasalahan tersebut untuk tidak segera diambil tindakan sebagai solusi. Tidak ada salahnya dan akan lebih baik jika HAN 2011 sebagai pembangkit dan alat pembangun serta penggerak kita dalam merealisasikan kesehatan dan kesejahteraan anak dengan berbagai upaya demi menyelamatkan sebagian anak sebagai penerus dan persiapan bibit daerah maupun nasional demi lingkungan disekitar kita khususnya dan demi kesejahteran bangsa kita pada umumnya.